Popular Post

SWORD ART ONLINE II Phantom Bullet

Sword Art Online II Phantom Bullet

Kabar Baik bagi para pecinta SAO! SAO bakal hadir season 2nya tahun 2014 ini..

SAO II Phantom Bullet akan menceritakan tentang Petualanagan Kirito di game baru, Yaitu Gun Gale Online.

Masih tidak ada Info mendalam tentang S2 ini, sejauh yang saya tau Bakal hadir lagi karakter tambahan yaitu Sinon.

Trailer

KLIK FULLSCREEN Biar LEBIH GEDEBerharap saja Anime-nya bakal lebih dari yang diharapkan! ^^
*Antusias*

The Saint: Sorcerer's Apprentice Side story

Dari beribu-ribu tahun yang lalu..
Para Penyihir menyembunyikan identitas mereka..
Para Penyihir atau Sorcerer's adalah Manusia yang berhasil memanfaatkan seluruh bagian otaknya agar bisa mengendalikan seluruh materi dunia ini..
Otak Kita dipercaya terhubung satu sama lain dan memiliki misteri di dalamnya..
.
.
Story by:
ScarletSpiders47 (Ferdinand D)

Bab 1
Sang Saint

Suara langkahan cepat kaki berlari terdengar di lorong gelap saat malam itu. Lorong itu diselimuti oleh kabut tebal dan kegelapan. 

Terdengar kembali suara bantingan tubuh ketika orang itu terjatuh ke tanah karena tersandung batu. 
"To..Tolong! Jangan sakiti aku!"
Dia melihat seorang perempuan berdiri di hadapannya sambil memegang sebuah Sabit besar berwarna Merah tua dan hitam.
"Dimana infinite gem biru yang kamu ambil dari perbatasan Italia 2 hari yang lalu!?"
"A..a.. aku tidak memilikinya!"
punggung sabit besar itu dibantingkannyalah oleh perempuan itu mengenai tanah ke samping dekat kepalanya dan terdengar suara yang nyaring dari bantingan itu.

Perempuan itu menarik orang tersebut dan mengangkatnya ke atas. 
"akan kupermudah.. beritahu dimana infinite gem biru yang kau ambil dari Perbatasan Italia 2 hari yang lalu.. Atau kau akan merasakan Mata Sabit ini!"
Perempuan itu mengarahkan ujung sabit besarnya ke arah leher orang tersebut.
"Oke! Oke! Akan Kuberitahukan dimana itu!"
"Dimana?!"
"Salah seorang Kolektor dari Indonesia membeli-nya dariku.. Permata itu sedang ada dalam perjalanan menuju Bandung.. Tolong! Aku sudah memberitahukannya, tolong jangan bunuh aku!"
"Baiklah.." 
Ketika perempuan itu akan menurunkan orang itu, terdengarlah suara tembakan peluru.
Peluru itu tepat mengenai jantung orang tersebut dan membunuh orang itu seketika dan membuat perempuan itu terkejut."

"Jadi inikah Sifat sang Saint? sang Nomor 3 di Negeri para Sorcerer's? Meninggalkan Saksi mata yang sudah melihat lambang sihirmu dan sabit besarmu itu? Hahaha."
Seorang Lelaki berambut pendek dan berwarna putih, memakai setelan jas putih, sambil memegang Pistol Desert Eagle di kedua tangannya berjalan menuju perempuan itu.

"Kau..!"
"Tenang.. Mereka hanya mahluk biasa dan tak lebih kuat dari kita. Sekarang kita sudah mengetahui tempat infinite gem ke 4, sekarang tinggal melaporkan kepada atasan dan kita harus mencari posisi ke 3 gem terakhir."
Lelaki itu pergi melewati perempuan tersebut.

"Oh ya, Ryoto.. Kita harus menemui Atasan sekarang, Bersihkan mayat itu, jangan sampai seseorang mengetahui-nya.."
Lelaki itu mengucapkan sebuah Mantra dan membuat Portal Jumper.

"Kenapa aku harus ber-partner dengannya? Bodoh.. Seenaknya saja membunuh orang tak bersalah.."

3 Hari kemudian..

Ryoto, dia adalah seorang Saint dan orang ketiga terkuat di kalangan Penyihir. Saint adalah peringkat tertinggi untuk seorang Sorcerer's. 
Dia adalah seorang perempuan yang mengawasi dan menjalani tugas-tugas yang diberikan para Atasan.

Pagi yang cerah, matahari bersinar terang di ufuk timur. Udara yang bersih dan sejuk. Ryoto berjalan menuju sekolah, Sementara di Negeri Sorcerer's dia adalah seseorang yang kuat dan terampil dalam menggunakan pedang dan semacamnya, Di Sekolahnya dulu, Ia adalah murid terfavorit para guru-guru dan teman-temannya. Dia sangat hebat dalam pelajaran Teori maupun praktek, dia termasuk murid tercerdas di sekolahnya.Sekarang dia menduduki bangku SMA. Tahun pelajaran baru pun dimulai...

"Ryotoo!" Suara seorang perempuan memanggilnya dari kiri ketika Ryoto menunggu untuk menyeberang.
"Oh, Hey, Tya.." Ryoto membalas sapaannya sambil tersenyum dan melambai ke arahnya.
"Wah, gak kerasa ya kita udah SMA lagi hahaha.."
"Ya.. Tumben kamu gak dianterin.."
"Ya, orang tuaku sibuk dengan pekerjaannya.. Aku memilih untuk berjalan ke sekolah sendiri sambil menikmati udara sejuk hari ini."
"Ya, setidaknya kamu masih punya orang tua.. Ayo, Lampu udah merah tuh.."
"Ya.."

Mereka berjalan bersama menuju ke sekolah SMA terfavorit di Bandung. Mereka sampai di gerbang dan halaman sekolah.
"Wah.. ternyata sekolah ini sangat bersih dan besar.."
"Ya.. Ayo cepetan udah mau bel.."

Merka berlari menyusuri lorong-lorong kelas dan terdengarlah bel bunyi masuk kelas.
"10 D, dimana 10 D?! Kita udah gak keburu lagi, Ry!"
"Nah, Itu dia, di ujung lorong sana.."
"ayo cepet..."

Mereka sampai di depan pintu kelas, mereka datang tepat waktu. Ryoto memilih untuk duduk di sebelah Jendela yang berada di seberang pintu masuk kelas, Sementara Tya, duduk di sebelah kanannya.

Jam menunjukan pukul 7 pagi tepat. Wali Kelas dari kelas tersebut pun masuk. Dia adalah seorang lelaki muda yang kira-kira berumur sekitar 25 tahun-an. Rambutnya yang agak panjang dan baju batik warna merah membuat dirinya tampak pas.

"Selamat Pagi, Anak-anak.. Saya adalah Wali Kelas kalian tahun ini, perkenalkan.. Nama saya Rama. Saya juga akan mengajar Fisika dan matematika."

Tahun pelajaran baru pun dimulai.


Bab 2
Mutant Vs Sorcerer

Jam pelajaran hari ini telah selesai, Waktu Menunjukan pukul setengah dua siang. Matahari bersinar cerah di atas. Ryoto menunggu bus di depan sekolahnya. Hari Ini jumlah kendaraan bermotor tidak sebanyak hari-hari biasanya. 
"Ryoto! Kamu ada waktu luang gak hari ini..?"
Tya memanggilnya dari belakang sambil berjalan ke Ryoto.
"Oh, Tya.. Kosong, kenapa gitu?"
"Umm.. Mau nemenin aku ke toko musik baru gak di sebelah Mall baru itu? Aku Mau beli Gitar akustik baru hahaha, dan aku denger kamu jago dalam hal alat musik dan musik.."
"Begitu ya? oke.. Lagipula gak ada tugas di sekolah dan di tempatku, jadi aku punya banyak waktu luang.."
"Keren! Ayo.."

Mereka berjalan menuju Toko musik yang baru dibangun di sebelah Mall baru itu. Mereka berbincang-bincang sambil menuju toko itu. Toko Musik itu tidak terlalu jauh jaraknya dari sekolah mereka.

Mereka sampai di depan toko itu, Toko itu besar dan lengkap. Toko ini sudah dinobatkan sebagai toko musik terlengkap di provinsi ini.

Tya mendorong pintu utama yang terbuat dari kaca tersebut secara perlahan. 
"Wow.. Lengkap sekali.."
Kagum Tya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Tanya seorang pelayan toko wanita itu, kelihatannya dia masih muda.
"Bagian Gitar akustik dimana ya?"
Tanya Tya kepada pelayan toko tersebut.
"Ada di sebelah sana..."
Pelayan toko tersebut menunjukan jalannya ke bagian khusus gitar.

Mereka masuk ke bagian ruangan khusus gitar. 
"Wow.. Jadi bisa bantuin aku cariin gitar gak?"
"Kamu punya budget berapa dulu?"
"Aku punya Rp. 15 juta tabunganku selama 4 tahun dan Ayahku memberikan 5 juta lagi di selama 4 tahun itu.. Jadi aku pengen gitar akustik yang paling bagus dan harganya dibawah 20 juta."
"Hmmm... Kira-kira apa ya?"
"Tunggu! Itu gitar apa? Kelihatannya sangat cerah dari kayu-nya.."
"Itu Jenis Cole Clark seri Fat Lady.. Suaranya Jernih, Kayu-nya juga bagus..tapi bodi-nya besar.."
"Hmmm.. Biarkan.. Harganya juga terjangkau.. Aku mau yang ini!"

Akhirnya Tya membeli sebuah gitar akustik, dan mereka keluar dari toko tersebut. Langit sudah berubah warna menjadi oranye dan Matahari mulai kembali ke peristirahatannya.
"Udah lama aku pengen gitar baru.. dari dulu aku pakenya yang kualitas rendah melulu, hahaha.."
"Hahaha.."
"Yasudah, Kita berpisah disini ya.. Hati-hati di jalan.."
"Ya, kamu juga.. Jalan aja dah, lagipula deket gini toko musik tadi sama rumah.."
Mereka berpisah di depan toko musik tersebut. 

Ryoto berjalan ke arah kiri dari depan toko tersebut. Ketika dia mau melewati sebuah bank, terjadi sebuah ledakan besar di depan Pintu utama bank itu.

Dia melihat seorang laki-laki bertopeng keluar dari bank tersebut sambil membawa kantung uang di punggungnya.

“Hey.. Lebih baik kau mengembalikan uang itu ke penyimpanan bank itu..”
“Hahaha! Kau berani menyuruhku?! Apa Kau tau siapa aku?!”
“Um.. Aktor yang menjadi monyet di perempatan jalan?”
“Kau Berani mengejekku?!”
Pencuri itu memanipulasi api di tangannya..
“Hahaha! Sekarang kau berani melawanku?! Enyahlah nak sebelum kubunuh!”
“Pyrokinesis? Begitu ya.. akhirnya ada lawan yang sepadan.. Seorang.. Mutan”
Ryoto mengeluarkan tongkat pendek dari belakang rompi sekolahnya dan melemparkannya ke langit. Tongkat itu berubah menjadi sebuah sabit besar.
“Apa?! Sialan! Ternyata ada yang lain! Aku kira hanya aku yang bisa melakukan ini!”

Pencuri tersebut mulai berlari ke arah Ryoto sambil memegang api di kedua tangannya. Dia mengepalkan tangannya dan mengayunkannya ke arah Ryoto.

Lelaki itu malah memukul tembok dan bukan sang Saint. Tangan kanannya terjebak di tembok karena hantaman keras tadi yang dimaksudkan untuk sang Saint.

“Kau tau, Kau cukup lamban untuk seorang yang bisa menggunakan api..”
Terdengar suara sang Saint dari atas lampu penerangan jalan.

“Apa yang.. Bagaimana kau?! Sialan!”
Lelaki tersebut mencoba untuk mengeluarkan tangan kanannya.

Ryoto melompat ke arah lelaki tersebut dari atas lampu penerangan jalan. Dia memukul lelaki tersebut tepat di tulang pipi-nya. Lelaki tersebut menghantam tembok di belakangnya karena pukulan sang Saint, dan dia pun tidak berdaya lagi.

Sang Saint membuat sebuah lingkaran mantra dengan tulisan-tulisan yang aneh dan memasangkannya tepat di dada lelaki tersebut. Lingkaran tersebut bercahaya sangat terang dan dalam sekejap mengantarkan lelaki tersebut ke Penjara dan menyegel kekuatannya.

“Huaahh.. masih aja ada orang bodoh kayak dia.. berpikir bahwa dia yang paling hebat..”

Bab 3
The Saint and the Teleporter

Hari ini tampak cerah, matahari bersinar terang di pagi hari. Kebetulan hari ini sekolah libur karena Ujian Sekolah kelas 3. Ryoto bangun dari tempat tidurnya, dan bersiap-siap untuk pergi.
Dia memakai pakaian favorit kasual-nya, yaitu kemeja lengan panjang berwarna putih, ditambah sweater tipis berwarna pink, rok pendek berwarna biru muda dan Sepatu basket berwarna abu dengan corak putih. 

"Nyaa! Ngapain ya libur gini? Gak ada tugas dari Atasan.. dan Sekolah"
Dia membuka pintu sambil memasukan tongkat-nya ke dalam baju bagian belakangnya.

Sang Saint keluar dari rumahnya dan berjalan keluar dari halaman rumahnya. Jumlah kendaraan lebih sedikit lagi dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Semua orang mulai berjalan kaki dan menggunakan sepeda, ini karena ditetapkannya peraturan plat nomor genap dan ganjil.

Pohon-pohon di samping jalan berguguran, udara yang sejuk dan bersih. Sang Saint berjalan ke arah Mall di dekat pusat kota. Tiba-tiba, Munculah seorang perempuan di depan sang Saint, perempuan itu terlihat lebih muda dari Ryoto, memakai seragam sekolah berwarna Putih-Biru, Rambutnya berwarna pink muda diikat dua serta ada beberapa helai rambut yang mengacung ke atas melwan gravitasi dan matanya yang berwarna biru muda sama seperti kakaknya.

"Kakak!"
"Woa! Pelan-pelan! ada apa, yu?"

Ternyata perempuan itu adalah Adik kandung sang Saint, umurnya masih sekitar 14 tahun beda satu tahun dengan kakaknya. Ayumi Sakura Canna, namanya, dia adalah seorang teleporter dan hanya mewarisi sedikit bagian dari penyihir, Dia dominan ke jenis mutan dan kakanya ke jenis penyihir. 

"Kakak Libur kan? Kita mau jalan-jalan gak?"
"Kamu pake seragam, memangnya libur?"
"Tadinya sih gak, tapi.."
Ayumi merubah bajunya menjadi baju kasual dengan menggunakan sihir. 
"Nah, gimana? Aku udah bisa pake sihir.."
"Itu sih masih Level Pemula... "
"Kakak mau ke Mall?"
"Ya.."
"Mau ngapain.. ketemuan sama cowo..?"
Ayumi bertanya dengan mimik wajah yang menggoda..
"Co..cowo? Hahaha.. Aku gak mau dulu kayak gituan.."
Pipi Ryoto mulai memerah karena godaan adiknya.
"Kakak yang gak mau atau cowonya yang gak mau?"
Dia masih bertanya dengan mimik yang menggoda..
"gak mungkin.. emangnya ada yang kurang dengan kakak-mu?"
Ryoto memalingkan wajahnya ke samping sambil pipinya bertambah merah.
"Yang kurang ya? Sebenernya gak ada yang kurang, Pinter, iya.. Cantik, iya.. Terampil dalam semua bidang, iya.. atletis, iya.."
"Nah kan.. "
"Kecuali.."
Ayumi lebih lagi menggoda kakaknya.
"Kecuali apa?"
"Kecuali.. Kakak punya dada yang rata! wakakak!"
*Bletak!*
"Jangan ngomongin tentang dada!"
"Aww... Sakit.."

Kakak dan adik itu melihat ke arah perempatan jalan di depan mereka dan melihat sebuah Mobil terlempar dari kejauhan dan mengenai gedung di sebelah mereka. Mobil itu menghancurkan jendela gedung itu dan jatuh ke bawah. Mobil yang lain datang kembali dan mengarah ke Kakak dan adik itu. 

Ayumi memegang tangan kakaknya dan menteleportasikan mereka ke atas gedung di depan mereka. Terlihat dari kejauhan Mahluk berkepala serigala dan berbadan besar, tingginya hampir mencapai 4-5 meter.

"Ummm..Apa itu termasuk Binatang Supranatural??"
"Mungkin iya, mungkin tidak.."
Mereka berdiri di atas gedung sambil memandang ke arah Monster tersebut.

Monster tersebut melompat dari gedung ke gedung menuju mereka.
"Saint! *Groarr!* "
Monster itu berteriak dengan suara yang keras.
"Umm.. Kakak.. kayaknya tuh monster ngincar kakak deh.."
"dan Ayumi! *Groar!*"
"Dan Kayaknya kamu juga, yu.."
"Bagus.. sekarang kita di incar dia.. Apa tidak bisa lebih buruk?!"

Monster itu melompat tinggi ke langit sambil mengeluarkan pedang yang sangat besar.
"Ya, Itu bisa menjadi lebih buruk.."
"Sialan! Tau gitu aku gak ngomongg..!"

Monster tersebut mengibaskan pedangnya ke arah mereka, tetapi Kibasan pedang itu berhasil ditangkis oleh Sabit besar sang Saint. 
"Saint..!"
Monster itu berteriak sambil mengeluarkan air liur dari mulutnya.
"Yuck! Jijik! Apa Kalian Monster tidak pernah tau sopan santun  dan tata krama?!"
Ayumi melompat ke belakang menghindari Air Liur yang menetes dari mulut si monster.

"Tahan Lebih Kuat Kakak!"
"Ayumi! Lakukan Sesuatu! Jangan Diem aja!"
"Umm.. Ayo Kakak Semangat! Semangat!"
"Maksud aku lakuin sesuatu buat ngalahin monster ini!"

Monster itu mengepalkan tangan kirinya dan bersiap untuk mengayunkan ke arah mereka dari atas. Ayumi memegang tangan kakaknya dan membawanya ke atas belakang monster tersebut. Sang Saint meluncur dari udara ke arah Monster tersebut dan Mengibaskan sabit besarnya. 

Suara tangan kiri sang monster menghantam atap gedung dan darah terdengar jelas. Tangan Kiri sang monster dipotong oleh sang Saint. Monster tersebut mengerang kesakitan dan tinggal tangan Kanannya saja yang tersisa.

Tiba-tiba, muncul dari udara sebuah truk beroda delapan menghantam si monster tersebut. Monster itu tertimpa truk itu hingga tak berdaya lagi.

"Siapa yang mengirimmu?!"
Bentak sang Saint pada Monster tersebut.
"Orang yang paling berkuasa di Timur.."
"Siapa?!"
Ryoto tak sempat mengiterogasi monster tersebut, karena monster tersebut mati seketika karena kurang darah.

"Jadi Apa ini?"
Tanya adik sang saint itu.
"Dia adalah Wolf Patriot, Dia biasanya diberikan tugas oleh pengirim-nya, tugas yang beragam.. "
"Apa yang akan kaulakukan dengan mayatnya.."
"Tak lama juga akan menghilang.."
"Begitu ya.."

Bab 4
Betrayal 

"Ryoto! Aku sudah menemukan lokasi infinite gem ke 5.." 
Suara Partner sang Saint, Lucas the Hawkeye dari api di tempat perapian di ruang tamu rumah Ryoto.

Ryoto menghampiri-nya dan melihat Wajah si Hawkeye terbentuk di api tersebut.
"Dimana?"
"Letaknya di Pantai selatan di Jawa Barat.."
"Begitu.. besok kita mulai mencari.."
"Hmph.. "
Wajah si Hawkeye menghilang dari api itu dan api tersebut kembali menjadi normal. Ryoto berdiri kembali dan berjalan menuju jendela depannya.

"Malam yang Indah.. Bintang-bintang bersinar terang membentuk rasi bintang Pisces.. mengingatkan aku kembali pada ibu.."
Ryoto menutup jendela itu dengan gorden dan berjalan menuju kamar-nya.

Sang Matahari bersinar di ufuk timur dan suara merdu ayam berkokok menghiasi pantai selatan Jawa Barat. Ryoto berjalan dengan Lucas di pantai tanpa menggunakan alas kaki. 
"Kau tau Ryoto.. Kau kelihatan imut menggunakan kacamata hitam, dan celana pendek itu.."
"Ya..ya.. Begini ya pantai, aku baru ke pantai pertama kali dalam seumur hidup.. Pantai Pangandaran, indahnya bukan main.."
"Baiklah, Ryoto.. Kau cari ke barat dan aku mencari ke timur.. kita ketemu lagi di hotel.."
"Ya.."
"Oh, iya.. Kau tau, Kau lebih baik melepas bajumu.. "
"Bodoh! gak mungkin aku ngelakuin gituan.."
"Terserah padamu.."

Mereka berpisah, Ryoto mencari ke barat sedangkan Lucas ke Timur. Ryoto duduk sejenak di atas pasir-pasir sambil melihat pemandangan. Dia melihat ke arah anak-anak yang sedang bermain lempar batu sambil tersenyum. 

Dia mulai sadar ketika memperhatikan anak-anak itu dengan teliti. Ternyata mereka melemparkan Permata ke 5 yang berwarna hampir sama dengan batu hanya saja permata ini bercahaya. 

Ryoto berdiri dan menghampiri anak-anak itu. 
"De.. Kakak boleh minta batu-nya gak?"
Ryoto meminta dengan penuh kasih dan tersenyum.
"Ya.. Buat kakak aja deh, lagipula kita gak tau harus ngapain sama batu ini, kalau dipake lempar-lempar nanti kena kepala kata mama.."
Salah satu anak laki-laki tersebut memberikan permata itu kepada sang Saint.
"Makasih ya,dek.."
"Sama-samaa.."

"Ternyata mudah menemukannya.."
Ryoto membalikan badannya dan melihat seorang laki-laki bertopeng dengan baju zirah-nya berdiri di hadapannya.
"Hallo, Saint.. Lama tidak berjumpa.."
"Siapa Kamu?"
"Aku Lord Darkness.. Penguasa ilmu sihir hitam.. dan aku meminta kamu memberikan permata itu untukku.."
"Bodoh! Gak mungkin aku ngasih permata ini..!"
"Baiklah.. Kau! Lakukan apa yang harus dilakukan.."
"Hey Ryoto.. Ini akan terasa sakit.."
Lucas berbicara dan memukul Ryoto keras-keras di kepalanya.

Sang Saint Tidak sadarkan diri sama sekali, dia tergeletak di pasir. 

Ryoto membuka matanya perlahan-lahan, dia melihat sebuah baling-baling berputar di atasnya dengan lambat. Dia melihat ke kiri dan ke kanan. Dia kebingunan dan tidak ada seorang pun di ruangan itu. Dia bangun dari tempat tidur itu dan berjalan ke arah pintu.

Saat tangannya mau memegang gangang pintu, gagang pintu tersebut berputar sendiri dan pintu tersebut terbuka. Dilihatnyalah seorang laki-laki muda menggunakan baju kaus biasa dan umurnya tidak beda jauh dengan Ryoto. 

"Kau sudah bangun ya?"
"Siapa kau? dan dimana aku?"
"Aku? Aku Adi dan kau ada di rumahku.."
"Bagaimana aku bisa kesini?"
"Aku melihatmu tergeletak begitu saja tak sadarkan diri di pantai kemarin.."
"Oh tidak.."
"Ada apa?"
"Permata ke 5 dicuri oleh Lucas.. Bodoh! Dia berani-beraninya mengkhianati partner sendiri dan memberikan ke 5 permata itu pada Darkness..!"
"Apa yang kau bicarakan?"
"Aku harus pergi dari sini.."
Ryoto berlari keluar rumah itu sambil berterima kasih pada lelaki tersebut.

Ryoto berlari ke kamar Hotelnya dan tidak ada satupun barang-barang miliknya dan milik Lucas. 
"Tidak.. tidak.. tidak!"
Ryoto menggunakan portal teleportasi untuk kembali ke rumahnya dengan instan.

Dia berlari ke arah burung elang peliharaanya dan menuliskan surat pada kementerian dan atasan Negeri Pahks atau Sorcerers. Sekarang, dia harus menunggu perintah lebih lanjut dan mencari lokasi Lucas.

To Be Continued.....

- Copyright © Scar's47 Blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -